Hari Selasa sore minggu yang lalu karena ada keperluan saya bertemu dengan teman lama waktu SMP. Terakhir tahun 2007 bahkan sebelumnya tidak pernah ketemu sama sekali.
Waktu kemarin kita ketemu, sebenarnya saya yang ada perlu untuk berdiskusi mengenai program kesejahteraan karyawan untuk perusahaannya. Namun, setelah kita berdiskusi cukup lama ternyata dia minta tolong saya untuk memberikan komentar terhadap rencananya untuk menyisihkan penghasilannya sebanyak 30-40% tiap bulannya.
Wow.....Saya sempat kaget pas dia bilang angka tersebut karena jarang-jarang saya ketemu orang yang dapat menyisihkan penghasilannya sebegitu besar. Dengan persentase yang saya rasa cukup besar itu banyak hal yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan masa depannya. Akhirnya kita berdiskusi panjang lebar mengenai kondisi keuangannya saat ini dan rencana keuangannya di masa depan.
Ternyata sampai saat ini teman saya tersebut belum punya yang namanya dana darurat. Dana tersebut akan berguna apabila mendadak terjadi sesuatu yang membutuhkan dana tunai yang segera. Umumnya berkisar antara 3 -6 kali pengeluaran bulanan. Terlalu tinggi juga akan kurang ideal karena dana darurat ini sebaiknya dimasukkan ke tabungan/deposito jangka pendek yang tentunya hasil investasinya relatif kecil.
Anaknya sudah berumur 2 tahun dan sudah mempersiapkannya dengan tabungan pendidikan...Setelah dihitung-hitung, ternyata dengan setoran sekarang tidak akan mengejar kebutuhan biaya pendidikan kelak. Saya sarankan untuk menambah setorannya tetapi diinvestasikan ke instrumen yang lain. Waktu itu saya berikan alternatif, Reksa Dana atau Unit Linked.
Alhamdulillah, dari sisi hutang tidak ada sama sekali. Katanya dulu sempat punya hutang kartu kredit tapi sudah dilunasi semuanya. Gak tahan lihat bunganya tiap bulan...Naik terus.
Perencanaan dana pensiunnya ternyata belum ada. Dari kantornya belum mempunyai produk seperti DPLK, secara pribadi juga belum melakukan apa-pun. Setelah kita hitung-hitungan secara cepat, kaget juga melihat uang yang harus dimiliki saat pensiun. Iya lah, paling tidak gaya hidup tidak banyak turun di masa pensiun syukur2 dapat lebih baik lagi.
Sebenarnya melakukan perencanaan keuangan itu tidaklah sesulit yang dibayangkan. Kita sendiri dapat melakukannya koq...Sudah banyak artikel, buku, situs internet yang berisikan informasi mengenai perencanaan keuangan keluarga. Kita dapat belajar banyak dari sana. Kalau tidak mau repot-repot ya tinggal hubungi saja perencana keuangan keluarga yang kita kenal.
Minggu, Maret 16, 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
Mas Ongkie, Selamat atas blog nya!
Kayaknya ttg anggaran keluarga sekalian saja diposting di blog ini. Anggaran apa saja yg hrs kita punyai dan brp jmlnya (uang darurat/tabungan/investasi/asuransi dll). Trims
(totok)
Halo mas Totok....Tulisan mengenai anggaran keluarga sudah ada dalam rencana. Tinggal tunggu tanggal mainnya..he3. Terima kasih atas komentarnya
Posting Komentar