Minggu, Maret 30, 2008

Sebaiknya Dengan Kartu Kredit

Tadi siang sepulangnya dari Muara Angke (abis beli ikan..he3), sempat nonton berita di TV. Sayang banget terlambat nontonnya, beritanya seputar kecenderungan kredit konsumtif yang akan banyak macet di Indonesia. Ada beberapa komentar yaitu dari ekonom Amerika, tukang ojek dan satu lagi saya tidak tahu namun dia sempat berkomentar kalau di Amerika ada problem Subprime Mortgage, di Indonesia mungkin akan ada Subprime Lending. Kemudian ada ilustrasi jumlah kredit dan rasio kredit macet di tahun 2007. Ada tiga jenis kredit, saya hanya ingat dua yaitu kartu kredit dan KPR. Yang menarik adalah jumlah kredit terbesar adalah berasal dari KPR dengan rasio kredit macet kalau tidak salah sekitar 5% dan kredit paling kecil berasal dari kartu kredit namun dengan rasio kredit macetnya 11%.

Wah..Wah....Ternyata semakin banyak orang Indonesia yang memanfaatkan kartu kredit sebagai kartu untuk berhutang.

Kartu kredit adalah bukan kartu yang memberikan pemiliknya tambahan/bonus uang untuk dibelanjakan dengan cuma-cuma. Banyak yang salah kaprah dengan memanfaatkan kartu kreditnya sebagai tambahan pendapatan. Padahal dengan digeseknya kartu kredit tersebut maka akan timbul kewajiban bagi pemiliknya untuk membayar tagihannya. Dengan anggapan seperti maka akhirnya banyak pemilik kartu kredit yang akhirnya terjebak hutang apalagi rata-rata kartu kredit memberikan tingkat bunga hutang yang lumayan tinggi. Coba bayangkan saja, kalau rata-rata kartu kredit memberikan tingkat suku bunga hutang 3,5% maka gampangnya tinggal dikali 12 saja yaitu 42%/thn. Ditambah dengan kemudahan pembayaran cicilan yaitu dengan pembayaran minimum sehingga seakan-akan terbebas dari kewajiban pembayaran hutangnya.

Kalau kita bandingkan dengan produk investasi, apakah ada yang dapat memberikan tingkat suku bunga seperti itu dan tetap? Kita juga tidak dapat meminta pihak penerbit kartu kredit untuk menurunkan tingkat suku bunga hutangnya karena hutang kartu kredit tidak disertai jaminan (risikonya lebih tinggi) sehingga cukup masuk akal kalau suku bunga hutangnya harus lebih tinggi daripada suku bunga hutang yang lainnya.

Memiliki kartu kredit, apalagi di saat sekarang ini, buat saya adalah suatu keharusan. Asalkan dapat dimanfaatkan dengan sebijaksana mungkin. Banyak juga koq manfaatnya...Misalnya saja, digunakan kalau ada situasi darurat, sebagai alat pengganti uang tunai sementara atau untuk pendebetan tagihan-tagihan rutin, dsb. Repot juga khan kalau mau beli sesuatu dengan harga yang relatif mahal tetapi harus bawa uang tunai atau harus ingat banyak tanggal untuk semua tagihan-tagihan rutin.

Penting juga diperhatikan setelah menggunakan kartu kreditnya dan timbul kewajiban maka lakukanlah pembayaran sebesar 100%. Jangan hanya membayar minimum atau 10% saja...Bisa repot kalau begitu, lihat lagi tulisan diatas bahwa suku bunganya relatif tinggi. Kalau kita tidak membayar penuh maka akan dikenakan tingkat suku bunga tersebut.

Semoga bermanfaat...

Rabu, Maret 26, 2008

Premi Asuransi Jiwa Naik 67%

Ada artikel mengenai kenaikan premi asuransi jiwa yang saya kutip dari http://www.okezone.com/

Produk asuransi jiwa yang sejak beberapa tahun terakhir ini marak adalah yang jenis Investment Linked (Unit Linked). Apalagi dengan iklim investasi di pasar modal yang juga atraktif akhirnya menambah keyakinan masyarakat untuk berasuransi sampai saat ini.

Apakah Anda sudah memiliki Asuransi Jiwa? Kalau kata pepatah, Sedia Payung Sebelum Hujan...


Rabu, 26 Maret 2008 - 12:10 wib
Nuria - Okezone

JAKARTA - Total pendapatan premi asuransi jiwa pada kuartal IV-2007 mencapai Rp44,4 triliun atau tumbuh 67 persen, dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp26,5 triliun.Hal itu dipaparkan Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Evalina Pietruschka, dalam jumpa pers, di Plaza Semanggi, Jakarta, Rabu (26/3/2008).

Dari total pendapatan premi tersebut, sebesar Rp30,6 trilun adalah pendapatan premi produksi baru. "Angka ini tumbuh signifikan 94 persen atau melesat dibanding posisi sebelumnya sebesar Rp15,8 triliun," jelasnya.

Tidak hanya itu, total pendapatan premi kuartal IV-2007 melebihi total pendapatan premi sepanjan 2006 yang hanya mencapai Rp27,3 triliun.

"Kebangkitan ini karena membaiknya kondisi perekonomian dalam negeri, dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya memiliki asuransi jiwa," papar Evalina.

Industri asuransi jiwa juga melakukan inovasi produk dan meningkatnya jalur distribusi.

Industri asuransi jiwa nasional juga membukukan pertumbuhan perndapatan hasil investasi pada kuartal IV-2007 senilai Rp10,4 triliun, atau tumbuh 75 persen dibanding tahun yang sama tahun sebelumnya Rp5,9 triliun.

Sehingga total pendapatan industri asuransi jiwa menjadi Rp58,2 triliun atau tumbuh 76 persen dari Rp33,1 triliun.

Pertumbuhan total aset industri asuransi jiwa tercatat senilai Rp101,2 triliun atau meningkat 52 persen dibanding sebelumnya Rp66,4 triliun.

Data diperoleh dari data kinerja 40 perusahaan asuransi jiwa yang terdiri dari satu perusahaan BUMN, 24 perusahaan swasta nasional, dan 15 perusahaan patungan (joint venture). (rhs)

Minggu, Maret 23, 2008

Reksa Dana, Sebagai Salah Satu Instrumen Perencanaan Dana Pensiun

“Sebagian orang masih menganggap masa pensiun bagaikan akhir dunia. Hal ini bisa dihindari jika kita memiliki investasi yang tepat, untuk menjamin ketersediaan finansial sepanjang waktu yang kita inginkan”

Kutipan kalimat tersebut saya dapatkan dari brosur yang dikeluarkan oleh salah satu Bank BUMN. Kebetulan waktu itu ada keperluan transaksi ke CS setelah selesai muncul kebiasaan untuk cari-cari brosur yang terbaru dan ternyata di rak mejanya saya lihat ada brosur menarik yang kemudian saya bawa pulang.

Masa pensiun adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari. Sama seperti masa pendidikan anak yang rasanya tidak mungkin ditunda-tunda. Oleh karena sifatnya yang sudah pasti itu maka seharusnya kita mempersiapkannya dengan sedini mungkin. Kalau kata orang, tinggal tunggu saja tanggal mainnya....Walaupun sudah pasti akan terjadi tetap saja banyak orang yang belum mempersiapkannya dengan baik.

Tujuan dari perencanaan dana pensiun adalah untuk mempersiapkan sejumlah dana untuk menutupi kebutuhan-kebutuhan biaya yang akan timbul di masa pensiun. Orang pensiun khan tetap saja butuh biaya-biaya...Masalahnya kalau umumnya sebelum masa pensiun alias masa produktif masih menerima penghasilan namun saat pensiun sudah tidak mempunyai penghasilan lagi.

Sekarang bagaimana mempersiapkannya? Banyak cara….Salah satunya berinvestasi melalui instrumen investasi Reksa Dana. Kenapa Reksa Dana, karena produk ini relatif mudah dijangkau , murah dalam arti dapat dibeli dengan nominal tidak terlalu besar dan memiliki potensi kinerja investasi yang relatif tinggi. Salah satu kunci keberhasilan dari perencanaan dana pensiun adalah kinerja investasinya dalam jangka panjang harus diatas tingkat inflasi. Nah, Reksa Dana memiliki karakteristik tersebut.

Berapa banyak yang harus disisihkan? Idealnya adalah dihitung dulu kebutuhan dana pensiunnya. Caranya dengan menghitung kebutuhan biaya saat ini dengan memperhitungkan tingkat inflasi sampai saat pensiun. Setelah itu baru dapat dihitung berapa besar dana yang harus disisihkan dari sekarang dengan asumsi investasi tertentu. Minimal pada masa pensiun, kita tetap dapat mempunyai gaya hidup yang tidak jauh berbeda atau bahkan lebih baik lagi

Reksa Dana jenis apa yang paling baik? Melihat dari jenis Reksa Dana yang tersedia saat ini sangat disarankan untuk Reksa Dana dengan unsur saham. Apakah itu yang sifatnya campuran atau mayoritas di saham. Andaikan kita cenderung mempunyai profil risiko yang konservatif tetapi dengan melihat potensi kinerja investasi yang dapat melebihi tingkat inflasi dalam jangka panjang, paling tidak harus ada Reksa Dana jenis ini walaupun minimal. Seiring waktu dan pengetahuan kita akan investasi lebih baik maka komposisi Reksa Dana dengan unsur saham dapat diperbesar lagi.

Belinya dimana? Hmm….Kalau dulu waktu Reksa Dana merupakan produk yang masih terbilang baru, belinya harus langsung ke perusahaan penerbitnya, Manajer Investasi. Saat ini, sudah banyak Bank yang menjadi agen penjualnya. Sehingga masyarakat memiliki akses yang lebih mudah untuk membelinya. Tidak ada masalah mau beli dimana, cari yang paling nyaman buat kita.

Setelah itu apa yang harus kita lakukan? Apapun alternatif yang dipilih, kunci mempersiapkan dana pensiun adalah harus disiplin ! Ya, disiplin dalam hal menyisihkan dananya. Karena kadang kejadian kita tidak disiplin sehingga target dana tidak tercapai dan akhirnya masa pensiunnya tidak seindah yang telah dibayangkan. Nah, agar tidak terlalu memberatkan kita dapat menyisihkannya secara rutin atau minimal tiap bulan. Segera setelah menerima gaji, jangan langsung dibelanjakan tetapi sisihkan sebagian untuk masa pensiun.

Selain melalui Reksa Dana, ada produk lain yang dapat digunakan sebagai perencanaan dana pensiun, yaitu Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Produk ini sebenarnya mirip-mirip Reksa Dana namun ada perbedaannya...Apa dan bagaimana DPLK, Insya Allah akan saya jelaskan pada kesempatan yang akan datang.

Minggu, Maret 16, 2008

Mengelola Anggaran Keluarga (cerita di sore hari)

Hari Selasa sore minggu yang lalu karena ada keperluan saya bertemu dengan teman lama waktu SMP. Terakhir tahun 2007 bahkan sebelumnya tidak pernah ketemu sama sekali.

Waktu kemarin kita ketemu, sebenarnya saya yang ada perlu untuk berdiskusi mengenai program kesejahteraan karyawan untuk perusahaannya. Namun, setelah kita berdiskusi cukup lama ternyata dia minta tolong saya untuk memberikan komentar terhadap rencananya untuk menyisihkan penghasilannya sebanyak 30-40% tiap bulannya.

Wow.....Saya sempat kaget pas dia bilang angka tersebut karena jarang-jarang saya ketemu orang yang dapat menyisihkan penghasilannya sebegitu besar. Dengan persentase yang saya rasa cukup besar itu banyak hal yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan masa depannya. Akhirnya kita berdiskusi panjang lebar mengenai kondisi keuangannya saat ini dan rencana keuangannya di masa depan.

Ternyata sampai saat ini teman saya tersebut belum punya yang namanya dana darurat. Dana tersebut akan berguna apabila mendadak terjadi sesuatu yang membutuhkan dana tunai yang segera. Umumnya berkisar antara 3 -6 kali pengeluaran bulanan. Terlalu tinggi juga akan kurang ideal karena dana darurat ini sebaiknya dimasukkan ke tabungan/deposito jangka pendek yang tentunya hasil investasinya relatif kecil.

Anaknya sudah berumur 2 tahun dan sudah mempersiapkannya dengan tabungan pendidikan...Setelah dihitung-hitung, ternyata dengan setoran sekarang tidak akan mengejar kebutuhan biaya pendidikan kelak. Saya sarankan untuk menambah setorannya tetapi diinvestasikan ke instrumen yang lain. Waktu itu saya berikan alternatif, Reksa Dana atau Unit Linked.

Alhamdulillah, dari sisi hutang tidak ada sama sekali. Katanya dulu sempat punya hutang kartu kredit tapi sudah dilunasi semuanya. Gak tahan lihat bunganya tiap bulan...Naik terus.

Perencanaan dana pensiunnya ternyata belum ada. Dari kantornya belum mempunyai produk seperti DPLK, secara pribadi juga belum melakukan apa-pun. Setelah kita hitung-hitungan secara cepat, kaget juga melihat uang yang harus dimiliki saat pensiun. Iya lah, paling tidak gaya hidup tidak banyak turun di masa pensiun syukur2 dapat lebih baik lagi.


Sebenarnya melakukan perencanaan keuangan itu tidaklah sesulit yang dibayangkan. Kita sendiri dapat melakukannya koq...Sudah banyak artikel, buku, situs internet yang berisikan informasi mengenai perencanaan keuangan keluarga. Kita dapat belajar banyak dari sana. Kalau tidak mau repot-repot ya tinggal hubungi saja perencana keuangan keluarga yang kita kenal.

Selasa, Maret 11, 2008

Pemerintah Mengambil Semua Permintaan ORI4

Dikutip dari situs http://www.kontan-online.com/

Akhirnya setelah ditutupnya masa penawaran, Pemerintah mengambil semua permintaan dari semua agen penjual. Apakah karena saat ini Pemerintah sedang butuh-butuhnya dana untuk menutupi defisit APBN?

Namun yang jelas, sudah banyak masyarakat Indonesia yang semakin tertarik dengan instrumen ini terbukti dengan terus naiknya permintaan dari setiap seri penerbitan walaupun masih terkonsentrasi di kota-kota besar Indonesia.

Apakah ada yang belum kebagian? Siapkan dana Anda untuk ORI5 yang diperkirakan akan terbit pada bulan September 2008


Pemerintah Menjual ORI 004 Rp 13,46 Triliun
Nuria Bonita
posted by kontan on 03/11/08

JAKARTA. Pemerintah tidak menyia-nyiakan kesempatan menggalang utang dari masyarakat. Pemerintah meladeni hampir seluruh permintaan untuk membeli Obligasi Ritel Negara Indonesia (ORI) 004 yang masuk. Padahal, selama dua pekan masa penawaran yang berakhir pekan lalu, jumlah permintaan obligasi eceran itu mencapai Rp 13,46 triliun atau meningkat 31,28% dari target indikasi awal yang sebesar Rp 10,25 triliun.Penjualan obligasi ritel kali ini jauh melampaui tiga seri ORI yang pernah terbit sebelumnya. ORI 001 hanya Rp 3,8 triliun. Adapun nilai ORI 002 dan ORI 003 masing-masing sebesar Rp 6,2 triliun dan Rp 9,37 triliun.Bahkan, sebetulnya, total pemesanan ORI 004 ini mencapai Rp 13,56 triliun. Cuma, dari jumlah itu, sebesar Rp 103,63 miliar tak memenuhi syarat karena beberapa investor memesan di beberapa agen dengan jumlah lebih dari Rp 3 miliar.Menurut Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan, Rahmat Waluyanto, kegiatan sebelum dan saat pemasaran menjadi faktor utama yang membuat volume dan jumlah pemesan ORI kali ini melonjak. "Potensi pasar ORI masih sangat menjanjikan," katanya di Jakarta, kemarin. Karenanya, pemerintah akan memakai lagi instrumen ini untuk menutup bolongnya anggaran negara.Rahmat mengaku puas dengan hasil penerbitan ORI 004 ini. Sebab, selain berhasil menjaring investor lama, pemerintah mampu menjala investor yang baru pertama kali membeli ORI.Dari total 37.724 investor ORI 004, ada 26.089 investor baru.Tapi, penyebaran investor ORI belum merata. Sebanyak 48,96% dari total volume pemesan berasal dari Jakarta, dan 44,26% dari wilayah barat Indonesia. Cuma sebanyak 6,78%? yang berasal wilayah Indonesia Tengah dan Timur. Sedangkan para wiraswastawan menjadi pembeli ORI terbanyak, yaitu 28,77% dari total pemesanan. Karyawan swasta dan ibu rumah tangga berada di posisi selanjutnya, yaitu masing-masing memesan 25,5% dan 19,11%.Selanjutnya, proses distribusi ORI 004 akan berlangsung Rabu besok dan bakal mulai dicatatkan sekaligus diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia pada 13 Maret. Oh, ya, kalau Anda belum kebagian ORI kali ini tak usah berkecil hati. Sebab, pemerintah akan menerbitkan ORI 005 pada September nanti. "Agennya sama karena kontraknya setahun," ujar Rahmat.

Minggu, Maret 09, 2008

Merencanakan Masa Pensiun Yang Nyaman

Beberapa hari yang lalu, saya diundang sebuah radio swasta untuk acara talkshow mengenai perencanaan keuangan di daerah Jakarta Selatan. Topiknya sendiri setelah sebelumnya berdiskusi sepakat kami akan membahas mengenai seluk beluk perencanaan masa pensiun.

Di awal acara, kami membicarakan beberapa hal mengenai pentingnya perencanaan dana pensiun yang diselingi dengan lagu. Kemudian kami mendiskusikan produk-produk keuangan dan alternatifnya untuk mencapai tujuan pensiun yang nyaman. Sempat terjadi kesalahan teknis yaitu matinya sistim di radio tersebut namun akhirnya sampai juga pada kesimpulan.

Intinya di talkshow tersebut kami membicarakan mengenai Masa Pensiun Nyaman. Yaitu, masa dimana kita sudah dapat menikmati sisa hidup tanpa harus lagi terlalu repot memikirkan biaya-biaya kehidupan saat itu.

Bagi banyak orang terkadang masa pensiun belum dilihatnya sebagai sesuatu yang menjadi prioritas. Karena waktunya juga masih panjang dan rasanya gimana gitu ya kalau membayangkan dan merencanakan sesuatu yang masih puluhan tahun lagi. Umumnya usia pensiun normal di Indonesia adalah pada usia 55 tahun. Jadi kalau sekarang kita berusia 30 tahun masih ada 25 tahun lagi..

Namun ada juga sebagian masyarakat yang sudah bertindak dengan merencanakan sesuatu untuk masa pensiunnya nanti. Mereka mungkin melihat kondisi orang-orang tua yang saat ini sudah tidak bekerja lagi dan sedang menikmati masa pensiunnya. Ada yang dapat hidup nyaman namun ada juga yang masih harus bekerja keras untuk menghidupi keluarganya sehingga memotivasi mereka untuk berbuat sesuatu yang lebih baik lagi.

Menurut Anda, yang manakah yang sebaiknya kita ikuti? Golongan masyarakat yang menunda perencanaan masa pensiunnya atau golongan masyarakat yang bertindak saat ini apapun bentuknya demi masa pensiunnya yang nyaman?

Ada yang bilang, buat apa sich repot-repot membuat perencanaan saat ini, nanti saja kalau pendapatannya sudah tinggi? Mumpung masih muda, belum terlambat kalau hanya menunda beberapa tahun kemudian...

Berbeda dengan pendapat tersebut, beberapa tahun yang lalu, pernah ada survei yang dibuat oleh salah satu majalah ekonomi bekerja sama dengan bank swasta. Hasilnya adalah ternyata masih banyak dari kalangan eksekutif muda yang mempunyai pendapatan belasan-puluhan juta rupiah per bulannya tapi belum mempunyai perencanaan masa tuanya. Nah lo, padahal pendapatan sudah tinggi tapi katakanlah menabung untuk masa tuanya nanti belum dilakukan. Kebanyakan dari mereka lebih mementingkan kebutuhan gaya hidupnya saat ini yang cenderung konsumtif. Masih sedikit dari responden yang disurvei sudah mengenal produk-produk investasi mayoritas hanya mengenal produk-produk perbankan.

"Banyak Jalan Menuju Roma"...Begitupula dengan alternatif perencanaan dana pensiun kita. Paling mudah kita lakukan melalui produk-produk keuangan, misalnya Reksadana, Saham, dsb atau yang khusus untuk dana pensiun, seperti Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Apabila kurang cocok dengan produk keuangan, mungkin dapat merencanakannya lewat sektor riil, misal buat usaha dengan harapan pada saat pensiun nanti usaha tersebut dapat memberikan pemasukan. Kalau tidak cocok juga, dapat dimulai dengan beli asset tidak bergerak, seperti emas, tanah & properti. Suatu saat khan dapat dibangun usaha kost kost-an atau disewakan.

Kesimpulan dari talkshow tersebut adalah ada 3 (tiga) hal yang akan menentukan keberhasilan perencanaan dana pensiun. Yang pertama, waktu, yang kedua, jumlah uang yang akan disisihkan saat ini dan yang ketiga adalah kinerja investasi. Namun yang paling menentukan adalah Waktu. Karena waktu bersifat tidak tergantikan sementara jumlah uang dan kinerja investasi masih dapat dicarikan.

So, mulailah sekarang juga.....Sukses

Senin, Maret 03, 2008

Prediksi IHSG Hingga Akhir Tahun 2008 oleh UBS

Dikutip dari http://www.investorindonesia.com/

Bagi yang mempunyai investasi di instrumen pasar modal khususnya Saham dapat mempertimbangkan analisa dibawah ini walaupun jangan pula percaya 100%.

Hari ini (030308), IHSG turun sebesar 69,632 atau 2,56% akibat kekhawatiran investor terhadap ancaman resesi di Amerika Serikat dan harga minyak yang sudah menembus US$103.

Investasilah pada instrumen yang benar-benar Anda ketahui.

Happy Investing

UBS Prediksi IHSG Hingga Akhir 2008 Capai 3.050


03/03/2008 15:15:51 WIB
JAKARTA, investorindonesia.com
PT UBS Securities Indonesia (UBS) memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga akhir 2008 mencapai level 3.050 walaupun pasar global sangat fluktuatif.

“Tren kenaikan IHSG didorong sektor pertambangan dan perkebunan yang menjadi primadona pelaku pasar tahun ini,” kata Head Research UBS Securities Indonesia Joshua Tanja, dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.

Selain itu turunnya tarif interkoneksi para pelaku operator telekomunikasi akan mendorong harga saham sektor telekomunikasi. Dengan turunnya tarif interkoneksi justru akan mendorong naiknya volume pemakaian telepon akan meningkat dan hal tersebut akan menyehatkan sektor telekomunikasi.

Joshua juga menyebutkan saham sektor konstruksi dan beberapa saham properti tertentu juga akan menyokong laju IHSG. "Laporan penjualan semen Januari yang naik dan diperkirakan hingga akhir 2008 akan menjadi indikasi bagusnya sektor properti," tambahnya.

Kenaikan IHSG ini juga didorong optimisme analis UBS ini terhadap perkiraan pertumbuhan perekonomian Indonesia minimal sebesar 5,8% pada 2008.

“Kombinasi dari tingkat konsumsi dalam negeri yang kuat, tingginya harga berbagai komoditas, berbagai infrastruktur besar, tingkat inflasi yang sehat serta tingkat suku bunga yang stabil akan mendorong pertumbuhan perekonomian minimal 5,8%,” tegasnya.

Walaupun perekonomian global yang tidak menentu akibat krisis subprime mortgage di AS, namun Joshua tetap optimistis akan pertumbuhan perekonomian Indonesia dan pasar saham Indonesia masih tetap menarik.

Sementara Presiden Direktur dan Head of Indonesia Equities UBS Sarah-Jane WAGG, dalam kesempatan yang sama, mengatakan, pasar Indonesia masih menarik bagi investor asing. "Pertumbuhan Indonesia dapat dengan jelas dilihat dari semakin meningkatnya kapitalisasi, volume perdagangan harian di BEI, yang saat ini telah mencapai setengah miliar dolar AS. Jumlah ini akan meningkatkan daya tarik Indonesia sebagai tempat tujuan investasi bagi para investor global," kata Sarah-Jane. Untuk itu UBS kembali mengadakan Konferensi Indonesia yang mempertemukan 70 perusahaan Indonesia (publik dan non publik) dengan 150 investor institusional dari Australia, Eropa dan AS. (ant/gor)

Sabtu, Maret 01, 2008

Mengenal Obligasi Negara Ritel Indonesia (ORI) 4

Sejak tanggal 25 Februari - 06 Maret 2008, Pemerintah menawarkan kembali instrumen utang yaitu Obligasi Negara Ritel Indonesia (ORI) 4 yang ditawarkan untuk semua masyarakat Indonesia. ORI4 ditawarkan dengan minimal pembelian Rp 5 juta dan kelipatannya, kupon sebesar 9.5% (kotor) yang dibayarkan bulanan dengan jangka waktu selama 4 tahun. Pada penawaran kali ini, Pemerintah (DepKeu) bekerjasama dengan 15 bank dan 3 sekuritas sebagai agen penjual.

ORI pertama kali diterbitkan di tahun 2006 yaitu seri ORI1 dengan kupon 12.05%, kemudian ORI2 di Maret 2007 dengan kupon 9.28% dan ORI3 di September 2007 dengan kupon 9.40%.

Sejak pertama kali diterbitkan, penawaran ORI selalu diburu oleh para investor dan terlihat juga di ORI4 yang menurut berita terakhir sudah mencapai Rp 6,3 triliun. Bahkan di beberapa agen penjual, penawaran ORI4 telah mengalami yang namanya oversubsribed. Yaitu permintaaan yang melebihi penjatahan, seperti di agen penjual PT. Bank Mandiri (persero), Tbk dan Trimegah Sekuritas, Tbk. Yang akhirnya membuat kedua agen penjual tersebut meminta kembali penjatahan kepada DepKeu.

Salah satu alasan kenapa instrumen hutang ini sangat diminati oleh masyarakat Indonesia adalah kuponnya yang mencapai 9.5%/thn. Sangat menarik apabila dibandingkan dengan tingkat suku bunga deposito pada umumnya yang berkisar antara 6-8%/thn. Selain itu instrumen ini dijamin sepenuhnya pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia yang tercatum pada UU Republik Indonesia 24 / 2002 tentang Surat Utang Negara.

Dengan fitur produk yang sedemikian rupa dan diburu oleh para investor serta dijamin oleh Pemerintah, bagi investor yang tertarik untuk membelinya harus juga mempertimbangan beberapa risiko yang mungkin saja timbil, yaitu:
  • Risiko harga, yaitu risiko yang mungkin terjadi apabila investor sebelum jatuh tempo ingin menjualnya di pasar sekunder dengan harga yang lebih rendah dari harga beli. Namun risiko ini dapat diminimalkan dengan memegang ORI sampai dengan jatuh temponya.
  • Risiko likuiditas, yaitu risiko dimana pada saat investor ingin menjual sebelum jatuh tempo namun pada saat itu ternyata tidak ada pihak yang ingin membelinya. Namun risiko ini juga sudah diminalkan dengan diwajibkannya agen penjual yang bertindak sebagai pembeli apabila ada investor yang ingin menjualnya kembali
  • Risiko kredit, yaitu risiko yang mungkin terjadi apabila pihak penerbit ORI tidak sanggup membayar bunga atau pokok pada saat jatuh tempo. Namun risiko ini juga dapat dibilang tidak ada karena telah dijamin oleh UU yang mengatur Surat Utang Negara.
Nah, bagi yang tertarik untuk membelinya sangat disarankan untuk segera datang ke agen-agen penjual. Disamping waktu penawaran yang hampir tutup selain itu tingginya animo masyarakat membuat permintaan ORI4 cenderung mengalami oversubscribed. Karena belum tentu Pemerintah dalam hal ini DepKeu memberikan jatah tambahan yang sesuai dengan permintaan.

Mengutip dari media, menurut Rahmat Waluyanto, Dirjen Pengelolaan Utang Departemen Keuangan, terdapat tiga kondisi yang yang akan menentukan sebarapa besar target penjualan ORI4, yaitu : kebutuhan pembiayaan defisit RAPBN Perubahan 2008, seberapa besar ruang yang dimiliki Pemerintah untuk mengelola surat utang dan jumlah pemesanan masyarakat.